3 Kuliner Indonesia masuk daftar makanan terlezat dunia

Image
CNN sebagai salah situs travel populer di dunia sempat merilis artikel yang berisi 50 makanan terlezat di dunia. Namun, tulisan itu mendapat sentilan tajam dari para pembaca yang merasa daftar 50 makanan itu tidaklah valid dan terasa berat sebelah. Maka dari itu, CNN kemudian melakukan survei terbuka melalui Facebook poll guna mencari 50 makanan terlezat di dunia versi pembaca. Hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga dari 50 makanan terlezat di dunia berasal dari Indonesia. Sementara rendang menempati posisi pertama dan nasi goreng di posisi kedua, sate menyusul di urutan keempat belas. Berikut adalah hasil survei CNN mengenai 50 makanan terlezat di dunia. 1. Rendang (Indonesia) 2. Nasi goreng (Indonesia) 3. Sushi (Jepang) 4. Tom yam goong (Thailand) 5. Pad thai (Thailand) 6. Som tam (Thailand) 7. Dim sum (Hong Kong) 8. Ramen (Jepang) 9. Bebek peking (China) 10. Massaman curry (Thailand) 11. Lasagna (Italia) 12. Kimchi (Korea) 13. Chicken rice (Singapura) 14.

Satrio Piningit adalah Konsep, bukan Ramalan?


Berdasarkan fakta sejarah, Prabu Jayabaya adalah murid dari seorang ulama Islam yang bernama Maulana Ali Samsu Zein. Jadi sangat mustahil, seorang Jayabaya menjadi peramal masa depan, yang merupakan perbuatan terlarang di dalam ajaran Islam.
Apa yang diungkapkan, Jayabaya ratusan tahun yang silam, menurut pemahaman kami lebih berupa konsep kepemimpinan, daripada sebuah prediksi ramalan.
Konsep Pemimpinan Jayabaya dan bait-bait tutur Sunda, yang kemudian disempurnakan oleh Ranggowarsito, adalah bentuk kepemimpinan yang paling ideal, untuk masyarakatNusantara.
Menurut Konsep ini, seorang Pemimpin Nusantara yang Ideal adalah seorang Satrio Piningit, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Raja berhati putih, keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekkah dan Tanah Jawa.
Konsep ini memberi gambaran, seorang pemimpin yang ideal adalah seorang yang berbudi luhur. Ia berasal dari keluarga Muslim, yang merupakan mayoritas masyarakat Nusantara dan memiliki ikatan kekeluargaan dengan masyarakat di tanah jawa.
Di dalam dirinya, selalu berpegang teguh kepada Syariat Islam, akan tetapi di sisi lain, menghormati budaya leluhur bangsa.
2. Tahta purba memunculkan wajahnya. Bergelar pangeran perang, bersenjata Trisula Weda, yaitu benar, lurus dan jujur.
Pemimpin Nusantara yang ideal, sebaiknya memiliki hubungan genealogy dengan Penguasa-Penguasa masa lalu, seperti Raja-Raja Sriwijaya (Melayu), Majapahit (Jawa), Pajajaran (Sunda) dan kerajaan-kerajaan Kuno Nusantara lainnya.
Namun keutamaan Silsilah bukan-lah hal utama. Seorang Pemimpin yang ideal, harus berani dalam menegakkan keadilan. Bertindak yang benar, bertingkah-laku yang lurus serta menjunjung tinggi kejujuran.
3. Kelihatan berpakaian kurang pantas, menjadi raja bagaikan Ulama (Pendeta) adil menjauhi harta.
Pemimpin yang ideal, seorang yang hidup bersahaja dan sederhana. Bersikap adil terhadap sesama, tanpa melihat status sosial seseorang.
Menghormati perbedaan agama dan keyakinan, tidak memaksakan kehendak, selalu bertindak berdasarkan ketentuan hukum dan perundang-undangan.
4.Berkasih sayang, sering menangis, merasakan banyak kekurangan, walaupun terbukti membuat sentosa.
Pemimpin ideal bukan mencari ketenaran atau jabatan. Kekuasaan baginya adalah amanah. Tidak merasa paling berjasa dan rendah hati.
Ia adalah orang yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya, daripada mementingkan kebutuhan diri pribadi dan keluarganya.

Di dalam sejarah Nusantara, kita mengenal beberapa Pemimpin yang memiliki karakter yang mendekati, konsep kepemimpinan ideal seperti di atas. di antaranya :
1. Raden Fatah, pemimpin pertama Kesultanan Demak
2. Sunan Giri, pendiri Khilafah Giri Kedaton
3. Sunan Gunung Jati, pendiri Kesultanan Cirebon
4. Pangeran Diponegoro, seorang ulama pemimpin perlawanan masyarakat Jawa, terhadap kaum penjajah.
5. HOS Cokroaminoto, pendiri Syarikat Islam
6. KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah
7. KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdatul Ulama (NU)
Sejarah mencatat, ke-7 orang di atas, selama memimpin rakyat (pengikutnya), menjadi tokoh-tokoh yang sangat dihormati dan disegani.
Dan hal ini menjadi bukti, bahwa apa yang disampaikan Jayabaya, bait-bait tutur Sundadan Ronggowarsito, bukan sekedar konsep di atas kertas. Akan tetapi, bisa diterapkan dalam kehidupan nyata, dan hasilnya memberi bukti, bahwa konsep tersebut, merupakanbentuk dari kepemimpinan ideal bagi masyarakat di Nusantara.
WaLlahu a’lamu bishshawab
sumber:/kanzunqalam.wordpress.com/2012/09/28/satrio-piningit-adalah-konsep-bukan-ramalan/

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memperbaiki Aki Kering

Mau Tahu Cara Pembagian Kursi DPR RI Pada Pemilu 2014?

Cara buat charger