3 Kuliner Indonesia masuk daftar makanan terlezat dunia

Image
CNN sebagai salah situs travel populer di dunia sempat merilis artikel yang berisi 50 makanan terlezat di dunia. Namun, tulisan itu mendapat sentilan tajam dari para pembaca yang merasa daftar 50 makanan itu tidaklah valid dan terasa berat sebelah. Maka dari itu, CNN kemudian melakukan survei terbuka melalui Facebook poll guna mencari 50 makanan terlezat di dunia versi pembaca. Hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga dari 50 makanan terlezat di dunia berasal dari Indonesia. Sementara rendang menempati posisi pertama dan nasi goreng di posisi kedua, sate menyusul di urutan keempat belas. Berikut adalah hasil survei CNN mengenai 50 makanan terlezat di dunia. 1. Rendang (Indonesia) 2. Nasi goreng (Indonesia) 3. Sushi (Jepang) 4. Tom yam goong (Thailand) 5. Pad thai (Thailand) 6. Som tam (Thailand) 7. Dim sum (Hong Kong) 8. Ramen (Jepang) 9. Bebek peking (China) 10. Massaman curry (Thailand) 11. Lasagna (Italia) 12. Kimchi (Korea) 13. Chicken rice (Singapura) 14.

Trik Agar Konsumen Tetap Setia

"A satisfied customer is the best business strategy of all." Michael L mengatakan saat pembukaan sebuah gerai di salah satu mal, tampak antrean yang sangat panjang. Banyak orang tertarik membeli produk yang ditawarkan.

Namun setelah beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian, ternyata gerai tersebut tidak lagi seramai saat pembukaan. Lama kelamaan ternyata semakin sepi dan ternyata banyak konsumen meninggalkan gerai tersebut dan beralih ke gerai lain. Apakah Anda pernah mendengar atau melihat tentang hal itu? Atau mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri?

Saat pertama kali Anda membuka bisnis banyak orang tertarik, bahkan harus antre. Namun ternyata setelah berjalannya waktu, bukannya tambah ramai namun tambah sepi pengunjung. Mengapa hal itu bisa terjadi? Di sini ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengapa konsumen tidak bisa setia lagi dengan produk Anda:

1. Program Penawaran yang Tidak Direncanakan dengan Baik.

Banyak para pengelola bisnis yang saat membuka usahanya berlomba-lomba memberikan penawaran menarik kepada konsumennya, di antaranya potongan harga, gratis produk-produk tertentu, cash back.

Strategi tersebut memang penting. Namun perlu diperhatikan, bahwa aktivitas-aktivitas tersebut janganlah hanya dilakukan saat pembukaan, usahakan melakukannya secara lebih rutin, tentunya dengan strategi perencanaan yang terukur.

Maka bisa dipastikan apa yang Anda lakukan bisa menghasilkan keuntungan yang optimal, baik bagi konsumen ataupun bagi bisnis Anda. Sayangnya, masih ada pebisnis yang membuat program–program penawaran tanpa membuat perencanaan yang tepat. Alhasil, terkesan asal-asalan. Maka tidak heran, jika di awal pembukaan terlihat banyak orang membeli produk/jasa Anda.

Namun, ternyata para pembeli itu hanya sekadar coba-coba atau penasaran semata. Setelah mereka tidak "penasaran", ternyata mereka tidak mau membeli lagi. Dan lebih disayangkan, ternyata akhirnya banyak dari konsumen yang kecewa dengan kualitas produk/jasa Anda, hingga akhirnya mereka beralih ke tempat lain, bahkan ke kompetitor.

2. Accessibility.

Mungkin ada konsumen yang sebenarnya suka dengan produk atau jasa Anda. Akan tetapi, di kemudian hari ketika mereka ingin membeli atau mendapatkan produk/jasa Anda kembali, ternyata ditemukan berbagai kesulitan. Misalnya saja nomor telepon atau customer service-nya yang tidak bisa dihubungi. Atau, konsumen ternyata sulit mendapatkan pelayanan purna jual yang memadai.

Masalah lain yang bisa saja muncul adalah kemungkinan konsumen tidak mendapatkan respons saat menghubungi pusat pelayanan. Kalaupun ada respons, waktunya lama, bertele-tele, dan tidak praktis. Hal itu tentunya bisa membuat konsumen yang sibuk akan merasa terganggu karena menghabiskan waktu.

Jika tidak ditemukan kemudahan bagi konsumen saat menghubungi toko/gerai atau mendapatkan produk Anda, jangan salahkan konsumen jika mereka berpindah ke tempat lain, meskipun sebenarnya harga yang Anda tawarkan sedikit lebih murah. Ingat, masih ada perusahaan atau bisnis yang mengabaikan hal-hal sepertiini, malah ada yang menganggap sebagai permasalahan yang kecil.

Untuk itu, berhati-hatilah! Jika pebisnis sudah mengabaikan atau meremehkan hal-hal yang dianggap kecil, di kemudian hari akan menjadi masalah fatal. Bukan tidak mungkin bisa menjadi salah satu sumber penurunan pemasaran atau pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

Berikut ini ada beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan seperti di atas:

• Latihlah sumber daya manusia (SDM) di bidang costumer service dan para tenaga penjual dengan membuat sebuah standar operasional yang jelas, terstruktur,dan memberikan kemudahan bagi konsumen.

• Usahakan menambah jumlah line telepon untuk pelayanan pelanggan, agar semakin cepat dalam menjawab permintaan ataupun permasalahan dari konsumen.

• Bisa juga dengan menambahkan penggunaan mesin penjawab otomatis yang sudah dirancang memenuhi standar bagi perusahaan atau bisnis Anda. Ini bagus untuk membantu kepuasan pelanggan dalam mendapatkan jawaban ataupun pelayanan yang optimal.

sumber:sorryom.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memperbaiki Aki Kering

Mau Tahu Cara Pembagian Kursi DPR RI Pada Pemilu 2014?

Cara buat charger